Copas :
http://japansegment.blogspot.com/2013/01/bedanya-dunia-handphone-di-jepang_4.html
Pertama tama ane suka hape hape jepang yang kayank di anime anime itu looo , maklum arah kiblat gw asia timur --" , gw beli hp yang mirip ama keitai jepang merknya asiafone 133 , kereen looo... tanpa basa basi lagi ni gw beri penjelasanya ...
Bedanya hanphone jepang sama handphone indonesia
Jika di artikel sebelumnya saya membahas tentang etika penggunaan HP di
Jepang, kali ini saya masih membahas soal dunia HP di Jepang. Orang
Jepang menyebut HP dengan keitai denwa (携帯電話) atau keitai saja.
Bagi masyarakat Jepang, handphone (HP) menjadi kebutuhan penting.
Berdasarkan hasil survei Cabinet Office, 31% siswa SD (Sekolah Dasar),
58% siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan 96% siswa SMA (Sekolah
Menengah Atas) pada saat ini menggunakan handphone. Ternyata, hal-hal
yang bersangkutan dengan penggunaan handphone di Jepang mempunyai
perbedaan dengan Indonesia.
Banyak Aturan dalam Membeli HP
Di Jepang, membeli HP tidak sesederhana membeli HP di Indonesia yang
asalkan ada uang, siapapun, umur berapapun bisa membeli dan menjualnya
dengan bebas dalam arti tanpa melalui agen resmi atau memerlukan banyak
persyaratan. Di Jepang, HP hanya bisa dibeli di agen resmi (counter
resmi) dengan menyertakan sejumlah persyaratan yang diminta oleh agen
penjual seperti mengisi formulir, buku rekening bank, kartu identitas,
dan lain-lain. Hal ini untuk memastikan identitas pengguna HP tersebut.
Tarif Penggunaan Bersifat Pascabayar
Tidak seperti di Indonesia yang sebagian besar operator menyediakan jasa
pulsa prabayar, di Jepang malah sebaliknya. Bukan berarti tidak ada
voucher pulsa prabayar, hanya saja masyarakat Jepang lebih memilih
sistem pulsa pascabayar seperti telepon rumah yang dibayar di akhir
bulan sesuai besarnya penggunaan tarif HP. Oleh karena itu, penjual
voucher pulsa prabayar sangat tidak umum ditemukan disana.
Membeli HP = Membeli Nomor HP
Mengapa bisa begitu? Di Jepang, nomor HP yang terdapat pada SIM Card
dijual satu paket dengan HP yang dibeli. Oleh karena itu, sebelum
membeli HP, pembeli juga harus menentukan provider mana yang cocok
dengannya. Sekali ia menggunakan sebuah nomor HP, maka kemungkinan besar
seterusnya ia akan menggunakan nomor tersebut. Alasannya akan kamu
ketahui setelah kamu membaca semua artikel ini
Peran Ganda Provider/Operator
Jika di Indonesia terdapat banyak provider/operator (pengelola jaringan
HP seperti Telkomsel, Indosat, etc.), di Jepang hanya terdapat 3
provider yaitu NTT Docomo, AU KDDI, dan Softbank. Provider tidak hanya
berfungsi sebagai agen penjual SIM card namun juga menjual HP (seperti
punya brand HP sendiri). Di Indonesia, sistem ini mirip seperti Operator
Esia yang juga menyediakan HP Esia (walaupun diproduksi oleh brand
lain). Oleh karena itu, SIM card dan HP dijual satu paket.
Jarang Ganti Nomor atau Ganti Operator
Pengguna handphone di Indonesia bebas gonta ganti SIM card (baik nomor
HP atau operatornya), kecuali bagi mereka yang menggunakan HP yang sudah
di kunci (Locked). Sistem HP Locked yang saat ini kurang populer di
pasaran Indonesia, malah terus berlaku di Jepang.
Di Jepang, HP yang beredar di pasaran dijual dalam posisi terkunci
(Locked), dimana sang pengguna hanya bisa menggunakan SIM card dan
provider HP yang sama. Contohnya kalau di Indonesia mirip HP Esia. HP
dengan label ESIA yang diproduksi oleh Huawei hanya bisa digunakan
memakai kartu Esia saja. Contoh di Jepang sendiri misalnya, kartu SIM
Docomo juga harus dipasang di HP Docomo. Hal ini menjadi salah satu
alasan mengapa orang Jepang jarang mengganti kartu/operator. Alasan
lainnya adalah desain tempat SIM Card di HP dibuat terpencil dan sulit
dijangkau karena memang bukan untuk gonta ganti kartu.
Soal Merk
Berbagai merk yang bisa dipilih seperti Sharp, Panasonic, Toshiba, NEC,
Samsung, Nokia, Casio dan Kyocera, etc. Seiring perkembangan jaman, HP
yang saat ini paling populer di Jepang adalah Iphone karena Apple mulai
mendominasi pasaran Jepang. Merk yang populer di Indonesia seperti
Blackberry malah tidak populer karena keypad QWERTY yang disediakan
relatif jarang mereka gunakan.
Mail atau SMS?
Orang Jepang lebih memilih untuk menggunakan Mail dalam berkirim pesan
ketimbang SMS dengan alasan terbatasnya karakter dalam SMS. Selain itu
fitur mail pada HP mereka juga fleksibel dam cepat digunakan diluar
negeri asalkan terdapat jaringan internet tanpa harus bayar mahal. Jadi
selain punya nomor HP, orang Jepang juga punya alamat mail telepon,
misalnya blablabla@docomo.ne.jp, dududu@softbank.ne.jp, etc. Alamat
email juga bisa diganti.
HP Dijual Murah bahkan Gratis
Mengapa? Di Jepang, HP disubsidi oleh provider sehingga bisa lebih
murah. Selain itu, ternyata di rentetan persyaratan saat membeli HP,
pembeli juga diharuskan membuat kontrak dengan agen penjual selama 2
tahun. Hal ini dimaksudkan agar provider yang telah mensubsidi HP yang
mereka jual tidak mendapat kerugian. Provider mendapat keuntungan dari
pulsa yang dibeli oleh pengguna operator. Agar bisa menutup kerugian,
setidaknya pengguna operator harus berlangganan pulsa selama 2 tahun.
Untuk HP yang gratis, biasanya HP yang modelnya lama. Biar modelnya
lama, tapi bukan berarti tidak canggih. Setidaknya model lama tersebut
sudah mempunyai banyak fitur.
Jarang Ada Pencurian HP
Kasus pencurian HP sangat tidak lumrah terjadi, karena HP di Jepang
mudah dilacak keberadaannya. Selain itu, jika sudah dicuri maka juga
susah digunakan, karena HP tersebut sudah lekat dengan identitas pemilik
aslinya. Itulah guna dari pemberian identitas saat membeli HP
Pindah Provider Tanpa Ganti Nomor
Hal ini berlaku di Jepang semenjak bulan Oktober 2006 dengan syarat
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak provider. Namun pada
umumnya orang Jepang akan tetap setia pada satu provider saja. Perlu
diketahui bahwa pelanggan setia suatu provider akan mendapatkan
fasilitas lebih dari provider, seperti tarif yang lebih murah misalnya.
Apabila orang Jepang mengganti provider, maka ia akan menjadi pelanggan
baru provider lain, dan otomatis tidak akan mendapatkan fasilitas lebih.
Tarif Pulsa
Hal ini jelas berbeda dengan Indonesia. Di Jepang, tarif pulsa cukup
mahal. Untuk bicara 30 detik biayanya sekitar 10 yen (Rp 1000,-).
Pemakaian pulsa orang Jepang pada umumnya sekitar 5000 yen (Rp 500000)
per bulan (bila hanya pemakaian standar). Pembayaran tagihan pulsa
pascabayar juga disesuaikan dengan status pengguna. Misalnya, tarif
golongan pelajar akan berbeda dengan tarif pegawai, atau tarif pelanggan
lama dengan tarif pelanggan baru. Tarif antara prabayar dan pascabayar
sama saja.
Provider juga menyediakan ketetapan yang menguntungkan pelanggan,
misalnya gratis menelepon pada jam tertentu, tarif telepon murah sesama
anggota keluarga, etc.
Flip vs Candybar
Umumnya masyarakat Jepang banyak yang menggunakan model HP flip / kerang
/ lipat ketimbang candybar. Namun karena baru-baru ini Iphone mulai
marak digunakan masyarakat Jepang, otomatis model yang digunakan adalah
HP candybar / batangan.
Sekiranya itulah info yang bisa saya share. Jika ada pertanyaan,
tambahan, dan saran yang membangun silakan comment saja ^_^
mudah-mudahan saya bisa membantu. Saran Anda sangat dibutuhkan